Iqbal

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kopi

Sore ini saya habis menjamu tamu dengan seteko kopi yang tidak mereka habiskan. Jadilah saya yang menghabiskan kopi itu karena tidak mau menyimpannya untuk besok. Kalau diingat, itu kopi pertama setelah berbulan-bulan. Dan saya jadi kepengen menulis sebuah cerita yang ada kopinya.

Saya bahkan sudah mereka beberapa nama tokoh dan karakternya. Ada Danu yang perfeksionis dan kompetitif, sampai menghalalkan segala cara untuk menang dalam segala bidang yang ia geluti. Lalu Fauzan, yang merupakan kontras dari Danu dalam segala hal. Dia tokoh yang kalem, lembut, tidak pernah memaksakan bahkan menyuarakan apa yang ia pikir atau rasakan. Semua dia olah dalam diam, lalu berusaha menghasilkan apapun dengan maksimal sesuai kemampuan dan keinginannya yang sederhana dan tulus. Lalu ada tokoh pelengkap, seorang ahli Kopi yang tua dan bijak.

Namun kopi yang saya minum itu juga mengandung kafein dalam kadar yang mengejutkan untuk fisiologi saya yang praktis sudah tidak pernah menerima asupan zat itu untuk waktu yang sangat lama. Hal ini menyebabkan jantung saya berdebar kencang dan otak saya liar. Saya sadar dalam keadaan seperti ini, usaha membuat cerita yang koheren adalah perjuangan yang berat dan sia-sia.

Jadi saya putuskan kembali melaksanakan jurus ampuh Free Writing untuk menuangkan rasa kali ini. Ketik bebas, tanpa batas.

Karena dalam perenungan cerita tadi, otak saya yang memang selalu mampu mengambil jalan bercabang, menemukan akselerasi tingkat tinggi. Seperti sebuah kendaraan yang terbiasa dipacu kencang, menemukan batas kecepatan yang baru, di tol bebas tanpa hambatan dan saingan. Berpacu gila, dan menikmatinya.

Apa yang orang lain lakukan dalam keadaan penuh adrenalin seperti ini? Saya tidak tahu. Mungkin lompat, push up, berteriak, lompat, atau lari. Tapi saya, saya menulis. Dan bukan hanya menulis, saya berusaha mengingatkan tali karma tulisanku dengan orang lain.

Ternyata di masa penuh adrenalin menggelegak dan meledak-ledak ini, saya bermedsos. Membuat status fb, membuat status wa, menghubungi orang di wa, berpartisipasi di percakapan grup yang sebelumnya tak pernah saya gubris, (teman angkatan saya di grup WA sagusabu makassar tahu betapa saya cuek, hanya mengapload tulisan lalu pergi).

Di antara mereka yang saya hubungi lewat wa, adalah dia. Wanita itu. Yang menawan hati saya di bawah senandung paling pelan sekalipun. Yang meriuhkan jiwa saya dengan bisik paling lirih sekalipun. Yang mengombang-ambingkan alam pikir saya di bawah melankoli paling tenang sekalipun.

Padahal sekarang, saya sedang berada dalam badai.

“Ngomong-ngomong, kenapa kamu belum mau menikah? (setidaknya dengan saya). Apakah ada alasannya?” Pertanyaan bodoh, saya tahu. Tapi saya memang sedang tidak cerdas-cedas amat saat demam kafein menguasai faktor kimia dalam tubuhku.

Tapi sepertinya dia memang angin mati untuk layar paling terkembangku sekalipun. “Hanya belum pengen.”

Lalu saya kembali menguasai diri. Bangkit dari pembaringan lalu berdiri. Mengecas hape lalu mandi. Shalat isya lalu pergi beli mi. Duduk sila lalu baca buku sampai keram kaki. Membuka laptop lalu menulis….

….sampai mati.

.

(Kaulah setitik nyala lentera yang mengambang dan menuntunku,

Di tengah kelam lautan hitamku yang gelap.

Kaulah secercah cahaya bintang yang terhampar dan menjagaku,

Di tengah jelaga langit malamku yang senyap)

.

70

70
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

WOW, keren pak!

30 May
Balas

Terima kasih bu.

30 May



search

New Post